Skip to main content

Hubungan Supply Chain di Sektor Hilir

BPR untuk Supply Chain

 I. Abstrak

Introduction

  • Keseluruhan proses dalam strategi supply chain dibagi menjadi sektor hulu dan sektor hilir.
  • Proses bisnis dalam strategi supply chain memiliki banyak kolaborasi antar entitas di dalam sistem sehingga sector hulu dan hilir saling memengaruhi satu sama lain.

Tujuan Penelitian

  • Memberikan suatu metode acuan proses untuk hubungan supply chain di suatu sektor hilir.
  • Metode ini berfungsi sebagai alat untuk menganalisis kolaborasi antar entitas yang melibatkan pemasok, produsen dan pelanggan dalam proses bisnis di strategi supply chain.

IA. Hubungan Supply Chain di Sektor Hilir

  • Strategi supply chain = Entitas di sektor hilir bergantung pada entitas di sektor hulu.
  • Masalah utama dalam industri hilir = kompleksitas penyelesaian masalah produksi yang optimal dimulai dari bahan baku masuk hingga pengiriman produk akhir.

IB. Referensi Proses

Referensi Proses

  • Sebagian besar studi strategi supply chain yang dilakukan menggunakan Referensi Operasi Rantai Pasokan (SCOR) yang diusulkan oleh Supply Chain Council.
  • Analisis hubungan supply chain dilakukan melalui model SCOR.

Model SCOR

  • Model SCOR mengembangkan pemodelan proses untuk bisnis proses ke dalam beberapa tingkatan.
  • Hal tersebut bertujuan untuk mengukur secara sistematis strategi rantai pasok berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan menjadi atribut.
Gambar 1. Hubungan rantai pasokan menggunakan model SCOR 

Studi empiris mengenai hubungan rantai pasok di sektor hilir dengan menggunakan model SCOR perlu dibuktikan.
Maka, untuk mengisi gap penelitian terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
  • Menemukan hubungan antar entitas di sektor hilir melalui rekayasa ulang proses bisnis.
  • Menentukan atribut supply chain.

II. Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan di kilang minyak sawit Malaysia. Industri ini:
  • secara langsung mendapatkan input dari sektor hulu kelapa sawit
  • memiliki kerjasama dengan entitas keseluruhan di sektor hilir kelapa sawit.

IIA. Desain Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian Studi Kasus

Mengeksplorasi secara mendalam suatu program, peristiwa, aktivitas dan proses untuk memperoleh pengumpulan data dalam kehidupan nyata

Prosedur Pengumpulan Data 

Wawancara Dan Observasi Terbuka

Metode ini memberikan kesempatan untuk mendengarkan langsung gagasan dan pendapat para pemangku kepentingan.

Hasil

Model

Mendefinisikan hubungan supply chain yang diperoleh dari pemahaman makna melalui investigasi penelitian kualitatif.

Penelitian Kualitatif

  • Pertama: mengumpulkan informasi yang dilakukan dari halaman web di masing-masing kilang minyak sawit.
  • Kedua: melakukan wawancara untuk mengetahui alur proses bisnis.
  • Ketiga: melakukan observasi langsung di lapangan untuk mendukung informasi tentang penelitian dan memperoleh gambaran yang benar.
Tabel 2 Kasus dipelajari dan responden yang diwawancarai

Selanjutnya, validasi dilakukan dengan analisis data sementara dan pembuktian untuk memastikan kecocokan antara temuan dan pernyataan peserta. 

IIB. Studi Kasus

Industri Hulu & Hilir

Industri Hulu

  • Menghasilkan bahan baku dari bisnis kelapa sawit. 
  • Industri tersebut meliputi perkebunan yang menghasilkan tandan buah segar (TBS), penggilingan dan peremukan yang mengekstrak bahan bakunya dalam bentuk minyak.

Industri Hilir

  • Telibatkan pengolahan bahan yang dikumpulkan dari industri hulu menjadi produk jadi.
  • Terdiri dari kilang dan oleokimia.

Strategi Operasional

Strategi operasional masing-masing kilang mempengaruhi kolaborasi antar entitas di sektor hilir kelapa sawit yang meliputi:
  • Penyediaan minyak mentah
  • Strategi pendistribusian produk jadi
  • Pencarian calon pembeli
Gambar 2 Rantai Pasokan Kelapa Sawit di Semenanjung Malaysia

III. Hasil

IIIA. Rekayasa Ulang Proses Bisnis

Alur kerja di kilang minyak sawit dianalisis menggunakan Business Process Reengineering (BPR).
Pendekatan BPR dijelaskan dalam model SCOR menggunakan software Process Wizard.

Level Pertama

Tipe proses level pertama ditunjukkan pada modul diagram geografis.

Level ini menggambarkan salah satu studi kasus di kilang kelapa sawit, dimana Refinery C ditempatkan di Pelabuhan Johor, Malaysia.

Gambar 3 Diagram geografi SCOR level I di Refinery C

Level Kedua

Level kedua merupakan kategori proses yang ditunjukkan melalui modul diagram ulir.

Diagram di samping menunjukkan detail proses strategi supply chain berdasarkan model SCOR level 2 .
Gambar 4 Diagram alir SCOR level II di Refinery C

Level Ketiga

Level ketiga adalah elemen proses dari proses bisnis. 

Model SCOR level 3 menguraikan kategori proses menjadi elemen proses dengan lebih detail.

Gambar 5 Proses bisnis SCOR level III di Refinery C


Gambar 6 Hubungan supply chain di kilang minyak sawit Malaysia

IIIB. Atribut Supply Chain

Penelitian ini telah menunjukkan hasil atribut supply chain yang diperoleh dengan mengidentifikasi tema ke dalam kode dan dikategorikan menggunakan software Atlas Ti.

Tabel 4 Atribut rantai pasok untuk studi kasus di kilang kelapa sawit

IV. Kesimpulan

  • Temuan studi ini telah menunjukkan bahwa referensi proses model SCOR leverage dapat berguna untuk menganalisis hubungan antara entitas dalam sektor hilir.
  • Penelitian ini juga memberikan implikasi bagi pengelola dan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi pola proses bisnisnya khususnya di kilang minyak sawit. Oleh karena itu, mereka dapat mengelola bisnis menjadi kolaborasi yang efektif dengan pemasok, distributor, dan pembeli mereka.
  • Peningkatan supply chain dapat dilakukan dengan mengukur kinerja sistem.

Comments